Senin, 25 Februari 2013

Contoh Makalah tentang Go Green


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya  planet bumu ini terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti perkembangan tersebut. Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan  ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk  kulkas dan pendingin ruangan (CFC).  Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini  karena pohon-pohon yang mati akan  melepaskan CO2 yang tersimpan di  dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam  mengatasi efek rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian efek rumah kaca?
2.      Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3.      Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4.      Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
5.      Go Green Apakah Solusi terbaik ?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian efek rumah kaca.
2.      Untuk mengetahui penyebab timbulnya efek rumah kaca.
3.      Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca.
4.      Untuk mengetahui solusi untukmengatasi efek rumah kaca.

1.4 Manfaat Penulisan
Dari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan dalam  makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis  yang meliputi :
1.      Secara teoritis
Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan terutama mengenai efek rumah kaca.
2.      Secara praktis
Tujuan praktis dari makalah ini adalah: Mendorong masyarakat untuk dapat memahami penyebab efek rumah kaca dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya.

1.5 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan data atau informasi melalui Metode Kepustakaan yaitu Metode pengumpulan informasi yang dilakukan melalui studi literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya (berkaitan) dengan masalah yang dibahas.













BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
A.    Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah  menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.




B. Gas yang Terkandung dalam Gas Rumah Kaca
1.                      Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

2.                      Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

3.                      Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi.

4.                      Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian.





BAB III
PEMBAHASAN


3.1 Penyebab Efek Rumah Kaca
efek-rumah-kacaEfek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.



3.2 Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.
1.   Dampak negatif antara lain :
-       Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
-       Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
-       Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
-       Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2.   Dampak positif adanyaefek rumah kaca antara lain :
-       Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu  ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
-       Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
-       Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
-       Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.

3.3 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
·         Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
a. Penggunaan alat listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh, sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di Indonesia.
ü  Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
ü  Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi  stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik akan  lebih  baik  jika  dilepas  dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
ü  Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
ü  Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.


Misalnya :
·         Penggunaan komputer dan printer. 
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
·         Penggunaan setrika.
  Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis. 
  Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan bahan pakaiannya. 
  Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik. 
  Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
  Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain
·         Penggunaan pompa air.
• Menggunakan  reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau ember. 
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis. 
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh. 
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya listrik yang dipakai. 
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.
·         Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke baterai  handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik, segera mencabut  charger, jika baterai  handphone sudah penuh.
·         Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan  magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan  magic jar hanya pada saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
·      Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan stop kontak dengan tombol  on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
b.   Penggunaan kendaraan bermotor
-          Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
-          Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
-          Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.

c.       Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
                        3R itu adalah Reduce, Reuse and Recycle.
  • Reduce berarti kita mengurangi sampah yang kita hasilkan atau mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan . Kamu dapat melakukan Reduce dengan cara  : kurangi belanja barang-barang yang anda yang tidak “terlalu” dibutuhkan seperti baju / celana baru, aksesoris - aksesoris, Kurangi penggunaan kertas tissue dengan menggantinya dengan sapu tangan karena akan dapat dipakai ulang dengan mencucinya, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan melakukan print preview sebelum mencetak, biasakan membaca koran online, karena semua itu nanti ujung - ujungnya akan menjadi sampah.
  • Reuse sendiri berarti menggunakan kembali seperti baju lama kamu bisa digunakan kembali dengan merubah model atau nemambah kain dari baju-baju bekas yang akhirnya kelihatan menarik dan kamu bisa pakai kembali. atau  baju lama kamu bisa  kamu berikan kepaa orang lain yang membutuhkan
  • Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah mu, misalnya  bekas botol plastik air minum bisa kamu gunakan sebagai pot tanaman, atau kamu bisa juga mendaur ulang kertas bekas untuk digunakan sebagai bahan  kerajinan. Pernahkan kamu melihat tempat yang berdampingan dengan tulisan Organik dan Anorganik ? tujuannya adalah sebisa mungkin kamu bisa memisahkan sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sayuran, kulit buah, dan daun. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/ hancur) secara alami. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.Sampah Kerinmana sampah yang bisa di daur ulang atau tidak bisa di daur ulang.

3.4 Go Green Sebagai Upaya Penanggulangan Efek Rumah Kaca
Begitu anda mendengar kalimat Go Green tentunya anda tidak asing lagi dan mungkin anda terbayang dengan pohon atau dedaunan yang hijau, rumput atau ilalang yang berwarna kehijauan, ramah lingkungan dll. Setelah anda membaca penjelasan di menu Save Our Planet yaitu : Global Warming, Carbon Footprint dan Greenhouse Effect maka kini saatnya kita mengenali apa itu Go Green ?.
Go Green adalah tindakan penyelamatan Bumi yang saat ini sudah mengalami pemanasan global akibat dari ulah diri kita sendiri. Untuk itu marilah kita bertindak dan melakukan penyelamatan Bumi yang kita tempati ini agar nyaman dan bersahabat seperti jaman nenek moyang kita pada jaman dahulu. Dengan kemajuan jaman pada saat ini banyak produk yang tidak ramah lingkungan dan dapat merusak alam dan lingkungan karena banyak bahan bahan yang beracun dan berpotensi merusak lingkungan. Selain itu Life style  dari kita juga berpengaruh terhadap lingkungan seperti pemakaian ac, banyaknya kendaraan bermotor, penggunaan kantong plastik dll. Kita akan bahas satu persatu tindakan Go Green atau pencegahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk penyelamatan Bumi ini agar menjadi Hijau dan Segar.
Praktek dari wacana ini, termasuk mengurangi konsumsi karbon tiap orang per kapita (carbon footprint) atas berbagai sumber daya; baik yang tidak bisa diperbarui seperti; minyak bumi, gas dan mineral, dan sumber daya kritis seperti pohon, air, lahan marginal, bahan-bahan kimia pembuat polymer(plastik), dan turunannya.
Sejatinya, gerakan Ini bukan sekedar gerakan moral dalam membangun kesadaran terhadap lingkungan, tetapi lebih jauh merupakan gerakan taktis dan strategi guna mengantisipasi perubahan iklim di masa sekarang dan yang akan datang. Singkatnya, gerakan Ini tentang suatu era pembaruan pikiran dan perbuatan konkrit yang taktis untuk mengintegrasikan kehidupan.
Kini, manusia tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat geografis dan batas negara dalam membangun sebuah kesadaran komunal. Tak dapat dipungkiri, manusia terdidik yang tinggal di Bumi mulai sadar akan pengtingnya konsep pembangunan yang berkesinambungan (sustainability). Itulah paradigma yang terlihat dari fenomena bola salju 'revolusi lingkungan' sekarang ini.
Meski di tataran ideologis, semua orang percaya akan kelestarian alam. Pertanyaan turunan yang muncul adalah bagaimana cara aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mubazir jika kesadaran itu tidak dipraktekkan.
Umumnya, saat semua orang ditanya tentang pentingnya penyelamatkan lingkungan, secara serempak pasti menjawab, YES. Tetapi, mereka belum paham, jika menyelamatkan lingkungan akan ber dampak pada pengorbankan kesenangan mereka, misalnya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, tidak merokok, tidak menggunakan listrik secara berlebih, hingga pengurangan penggunaan pendingin ruangan. Atau yang lebih ekstrim, tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan.
Karena itu, secara sistematis ada beberapa prinsip baku yang sudah menjadi semacam acuan dalam gerakan Go Green di seluruh dunia. Prinsip ini dirangkum dalam symbol yang gampang diingat, yakni 4R. Adapun 4R yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meminimalisir residu atau hasil akhir adalah:
  1. Reduce atau yang bisa kita sebut dengan mengurangi adalah upaya kita dalam kehidupan dalam mengurangi barang-barang ataupun material yang biasa kita gunakan. Karena dengan meminimalisir hal tersebut akan dapat mengurangi sampah yang dihasilkannya.
  2. Reuse atau memakai kembali yaitu dengan cara membeli barang-barang yang bisa dipakai kembali atau barang yang bukan sekali pakai. Perkembangan zaman yang semakin maju menciptakan barang-barang sekali pakai untuk meringankan pekerjaan kita, namun dampak yang dihasilkannya sangat berbahaya, karena akan menyebabkan menumpuknya sampah dari barang tersebut.
  3. Recycle yaitu mendaur ulang, kini sudah banyak cara untuk dapat memanfaatkan sampah menjadi barang daur ulang yang bernilai, dengan cara seperti ini kita dapat mengurangi sampah dan menjadikannya barang yang berharga.
  4. Replace yang bisa kita artikan dengan mengganti yaitu berusaha mengganti barang-barang yang merusak lingkungan dengan barang-barang yang ramah lingkungan, sehingga barang-barang tersebu jika menjadi sampah dapat di degradasi secara alami.
Dengan 4 prinsip ini, diharapkan beban yang mesti di tanggung Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah buangan hasil akhir tidak meningkat secara drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan laksanakan gerakan go green, menjadi bagian dari gaya hidup kita. Karena tidak ada upaya yang paling signifikan, kecuali dimulai dari diri sendiri. Itu sebabnya, menyelamatkan lingkungan paling efektif dimulai dari hal-hal kecil. Saatnya mengurangi ancaman global warming dengan memulai kehidupan yang Go Green.












BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas.
Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup.
Go Green adalah salah satu konsep yang sangat bagus untuk dikembangkan dalam rangka penanggulangan Efek Rumah Kaca. Reduce, Reuse, Recycle dan Replace adalah  4 prinsip yang sangat dikenal dalam proses perencanna Go Green . dengan menyajikan konsep Go Green ,diharapkan beban yang mesti di tanggung Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah buangan hasil akhir tidak meningkat secara drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan laksanakan gerakan Go Green, menjadi bagian dari gaya hidup kita.

4.2 Saran
      Sebaiknya proses penerapan Sistem Go Green dikenlakan sejak pada pendidikan dini, jadi mereka sejak dini telah dibekali dengan konsep Go Green serta perlunya ada mata pelajaran khusus dan sosialisasi mengenai pengenalan tentang Go Green terhadap masyarakat. Salam Go Green !




DAFTAR PUSTAKA

Supriono,Nano. 2008. Efek Rumah Kaca. http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2015058-efek-rumah-kaca/ (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
AZ, Ridwan. 2011. Efek Rumah Kaca dan Pengertiannya. http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-dan-pengertiannya/ (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
Sijagur, Meriam. 2010. Efek Rumah Kaca pada Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. http://www.meriam-sijagur.com/learning/94-pengetahuan-alam/573-efek-rumah-kaca-pada-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
Suryaman, Oni. 2007. Bagaimana Cara Menghadapi Pemanasan Global. http://www.wikimu.com/News/Home (diakses pada 18 Desember 2012, 11:49)
Rahmawati Sunarya, Risa. 2009. Adakah Dampak Positif dari Efek Rumah Kaca?. http://chem-is-try.org (diakses pada 18 Desember 2012, 11:49)















1 komentar: